"Bersama Belajar, Bertumbuh Bersama: Pengalaman Manis Asistensi Mengajar di SMAN 1 Pandaan"
Asistensi mengajar di SMAN 1 Pandaan menjadi pengalaman yang penuh makna bagi kita sebagai calon pendidik. Selama menjalani program ini, kita tidak hanya belajar bagaimana menyampaikan materi dengan menggunakan modul ajar, tetapi juga belajar memahami dinamika kelas, karakter siswa, dan pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Rasanya begitu berbeda ketika teori yang selama ini kita pelajari akhirnya benar-benar diterapkan di depan kelas yang nyata.
Salah satu hal yang paling berkesan adalah saat kita mendapat kesempatan mengajar langsung di kelas. Awalnya memang ada rasa gugup, apalagi ketika harus menjelaskan materi di depan puluhan siswa. Namun dengan dukungan dari guru pembimbing dan antusiasme para siswa, kita mulai merasa lebih percaya diri. Kita belajar menyusun modul ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, memikirkan pendekatan yang tepat, hingga menyelipkan aktivitas-aktivitas kecil agar pembelajaran menjadi lebih hidup. Tantangan yang dihadapi di lapangan, seperti menghadapi karakter siswa yang beragam, mengelola kelas, serta menyampaikan materi secara sistematis, menjadi sarana pembelajaran yang sangat berharga. Dari situ kita menyadari bahwa mengajar tidak cukup hanya menyampaikan isi materi, tetapi juga harus bisa menyentuh hati dan cara berpikir siswa.
Salah satu inovasi yang diterapkan selama proses mengajar adalah penggunaan media pembelajaran LKPD Invers Match Up. Media ini dirancang dalam bentuk aktivitas mencocokkan pasangan fungsi dan inversnya, sehingga siswa dapat belajar melalui permainan yang edukatif. Melalui media ini, penulis menyusun kegiatan pembelajaran berbasis model Teams Games Tournament (TGT) yang mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan berkompetisi secara sehat dalam turnamen kelas. Penggunaan media ini terbukti meningkatkan partisipasi siswa, membangun diskusi yang aktif, dan mendorong pemahaman konsep secara mendalam.
Dengan
LKPD Invers Match Up, proses evaluasi tidak hanya terbatas pada tes
tertulis, tetapi juga melibatkan observasi keterlibatan siswa dan ketepatan
dalam menyelesaikan pasangan soal. Hal ini memberikan gambaran nyata tentang
pemahaman siswa secara langsung, sekaligus menjadi dasar untuk merancang
pembelajaran lanjutan yang lebih efektif.
Interaksi
yang terjalin dengan guru pamong selama program juga memberikan banyak
pelajaran. Bimbingan yang diberikan tidak hanya menyangkut aspek teknis
pengajaran, tetapi juga menyentuh nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan
etika seorang pendidik. Setiap refleksi setelah kegiatan pembelajaran menjadi
momen evaluasi yang membuka wawasan dan meningkatkan kepekaan terhadap dinamika
kelas.
Selain
pengalaman akademik, penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan sekolah
lainnya. Penulis turut terlibat dalam kegiatan piket pagi 5S (Senyum, Sapa,
Salam, Sopan, Santun), pendampingan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta
pelaksanaan upacara dan peringatan hari besar nasional. Kegiatan tersebut
memberikan ruang untuk membangun hubungan yang baik dengan warga sekolah dan
turut serta dalam pembentukan karakter siswa.
Selain pengalaman di kelas, kita juga mendapatkan banyak pelajaran dari interaksi dengan guru-guru dan siswa di luar kegiatan mengajar. Kita belajar bagaimana mereka membangun kedekatan, menjaga disiplin, dan menumbuhkan semangat belajar. Kita pun merasa diterima sebagai bagian dari sekolah. Tidak kalah penting, kebersamaan dengan teman-teman sesama asisten mengajar turut memperkaya pengalaman ini. Kita saling mendukung, bertukar cerita, dan belajar satu sama lain. Rasanya seperti punya keluarga baru yang memiliki semangat yang sama dalam dunia pendidikan.
Asistensi mengajar di SMAN 1 Pandaan telah membuka mata kita bahwa menjadi guru bukan hanya tentang menguasai materi, tetapi juga tentang kesiapan mental, kepekaan sosial, dan kemampuan membangun relasi. Setiap senyum siswa, setiap tantangan di kelas, dan setiap momen refleksi bersama menjadi bagian dari perjalanan kita menuju pendidik yang lebih baik. Pengalaman ini mungkin hanya beberapa minggu, tetapi dampaknya akan terus melekat dan menjadi bekal berharga untuk langkah selanjutnya.
Pengalaman menyusun modul ajar juga menjadi tantangan sekaligus kesempatan belajar yang luar biasa. Kita belajar bagaimana menyesuaikan materi dengan karakter siswa, menyusun langkah-langkah pembelajaran yang runtut, serta memikirkan aktivitas yang bisa membuat siswa aktif terlibat. Modul ajar yang kita buat tidak hanya menjadi panduan, tetapi juga menjadi cerminan bagaimana kita mempersiapkan diri secara profesional sebagai calon guru. Dari situ kita semakin memahami bahwa mengajar membutuhkan persiapan yang matang, bukan hanya soal penguasaan materi, tetapi juga soal kreativitas dalam menyampaikannya.
Kebersamaan dengan teman-teman sesama asisten mengajar juga menjadi bagian penting dari pengalaman ini. Kita saling menyemangati, memberi masukan satu sama lain, bahkan belajar dari pengalaman masing-masing. Setiap kali ada kendala atau cerita menarik, kita membaginya bersama. Dari situlah terbentuk rasa kebersamaan dan semangat kolaboratif yang memperkuat langkah kita selama asistensi.
Lingkungan
SMA Negeri 1 Pandaan yang ramah, tertib, dan profesional memberikan dukungan
penuh terhadap pelaksanaan program AM. Kepala sekolah, guru-guru, serta tenaga
kependidikan lainnya menunjukkan sikap terbuka dan mendukung keberadaan
mahasiswa praktikan. Hal ini membuat proses adaptasi berjalan dengan lancar dan
suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.
Melalui
program ini, penulis menyadari bahwa menjadi seorang guru tidak cukup hanya
bermodal penguasaan materi, tetapi juga dituntut untuk memiliki kemampuan
komunikasi, manajemen kelas, serta kepedulian terhadap perkembangan peserta
didik. Pengalaman ini menjadi bekal yang sangat berharga untuk menapaki jenjang
profesi sebagai pendidik yang sesungguhnya.
Asistensi mengajar di SMAN 1 Pandaan tidak hanya memberikan gambaran nyata tentang dunia pendidikan, tetapi juga membentuk kita menjadi pribadi yang lebih tangguh, reflektif, dan peduli. Pengalaman ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang kita dalam dunia pendidikan. Kita pulang dengan membawa lebih dari sekadar laporan kegiatan kita membawa pengalaman, cerita, dan pelajaran hidup yang tak ternilai harganya.
Komentar
Posting Komentar